Alamku, Tempatku belajar




“Kalau pendidikan di sekolah disandarkan secara langsung pada masyarakat dan alam raya, maka pengetahuan yang diperlukan pemuda dan pemudi kita, pengetahuan yang didasarkan fakta yang sah dan mulia, dapat tertanam dengan kukuh. Kalau pengetahuan itu dimegahkan dengan bahasa dan sastra, oleh olahraga yang berdasarkan semangat dan menimbulkan iman yang tebal tabah dan kalau masyarakat kita tidak lagi didasarkan pada penghisapan dan penindasan, kesempatan merata pada tiap orang, maka pendidikan akan mendapat lantai yang subur dan kukuh” (Tan Malaka) 
Kira-kira seperti itulahpendapat Tan Malaka, seorangaktivispejuang nasionalis Indonesia tentang idiologi pendidikan. Dari pemaparan idiologi pendidikan yang diutarakan oleh Tan Malaka, dapat disimpulkan bahwa salah satu pendidikan yang ditekankan yaitu pendidikan berbasis pada rakyat dan alam raya. 

Mengambil dari kutipan ideologi pendidikan Tan Malaka tersebut, kali ini penulisakan membahas sedikit tentang pendidikan yang berbasis pada alam raya. 
Sekolah Alam adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Lendo Novo berdasarkan keprihatinannya akan biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau oleh masyarakat. Ide membangun sekolah alam adalah agar bisa membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tapi murah. Itu dilakukan karena sebagian besar rakyat Indonesia miskin. 

Paradigma umum dalam dunia pendidikan adalah sekolah berkualitas selalu mahal. Yang menjadikan sekolah itu mahal karena infrastrukturnya, seperti bangunannya, kolam renang, lapangan olahraga, dan lain-lain. Sedangkan yang membuat sekolah itu berkualitas bukan infrastruktur. Kontribusi infrastruktur terhadap kualitas pendidikan tidak lebih dari 10%. Sedangkan 90% kontribusi kualitas pendidikan berasal dari kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Ketiga variabel yang menjadi kualitas pendidikan ini sebetulnya sangat murah, asalkan ada guru yang mempunyai idealisme tinggi. Dari situ Lendo mencoba mengembangkan konsep-konsep sekolah alam. 

Mengingat salah satu sifat yang dimiliki oleh anak usia dini yang masih bersifat realistis atau kongkrit (tidak dapat berfikir secara abstrak), maka sangatlah penting peran seorang pendidik baik guru, orangtua, maupun orang dewasa disekitarnyaagar sekiranya dapat memilih cara atau metode yang tepat untuk diberikan kepada anak. Salah satu cara atau metode yang tepat untuk dapat menyukseskan perkembangan anak usia dini di TK / RA yaitu dengan metode pendidikan berbasis pada alam. Sangat erat kaitannya hubungan antara alam dengan pendidikan anak usia dini karena pengenalan alam yang dilakukan sejak usia dini dapat menanamkan rasa cinta anak terhadap lingkungan, serta menimbulkan rasa kepedulian anak terhadap kondisi lingkungannya. Dengan demikian, seorang pendidik harus mengenalkan alam secara langsung kepada peserta didik, tidak melulu hanya belajar dan bermain bernyanyi serta bertepuk-tepuk tangan didalam ruang kelas saja, karena hal ini dapat menimbulkan rasa jenuh pada diri anak. Pengenalan alam secara langsung (kongkrit) yang akan dikenalkankepada peserta didik dapat dilakukan dengan cara mengadakan kegiatan outbound. 

Karena kegiatan outbound merupakan sebuah kegiatan yang telah dirancang oleh pendidik dengan menyesuaikan kebutuhan peserta didik dan dilakukan diluar ruangan sehingga anak akan merasa senang dan ketagihan karena penasaran dengan permainan permainan yang selanjutnya, namun itu semua tergantung pada kualitas seorang pendidik dalam merancang sebuah permainan yang menyenangkan dan menarik. Semakin baik kreativitas pendidik dalam merancang permainan, maka semakin mudah pula bagi pendidik untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang harmonis dan menyenangkan dengan peserta didik. 

Sesuai dengan taglineyang semarak di dunia pendidikan anak usia dini yaitu “Bermain sambil belajar, belajar seraya bermain”. Maka kegiatan outbound sangat tepat jika diterapkan padapendidikan anak usia dini di TK / RA.Karena pendidikan anak usia dini merupakan sebuah pendidikan nonformal yang dilakukan oleh seorang pendidik terhadap peserta didik dalam rangka mempersiapkan mental setiap peserta didik agar lebih siap untuk melangkah pada jenjang pendidikan selanjutnya. 
Berikut akan dijelaskan sekilas seputar outbound, bagaimana hakikat outbound, apa tujuan diadakannya outbound, fungsi outbound serta contoh permainan outbound.

Hakikat Pendidikan Luar Kelas (Outbound) ?  
Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan diluar kelas atau sekolah dan di alam bebas lainnya. Contohnya taman bermain, perkampungan, sawah, halaman sekolah, sungai, kebun dan lain sebagainya. 
Adapun tujuan aktivitas pendidikan luar kelas (outbound) diantaranya yaitu : 
Pertama, membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal. 
Kedua, menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap. 
Ketiga, mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman terhadap lingkungan alam dan bagaimana manusia memiliki relasi dengan hal tersebut.

Fungsi Outbound Untuk Anak Usia Dini  
Banyak sekali fungsi atau manfaat yang dapat diambil dari adanya aktivitas luar kelas (outbound) diantaranya yaitu dapat meningkatkan imajinasi anak, menambah kosakata baru, meningkatkan sosial-emosional anak, membangun kerjasama, memperluas atau menambah wawasan anak, meningkatkan kreativitas anak, mampu menyelesaikan permasalahan, meningkatkan kemandirian anak, menumbuhkan nilai moral serta dapat pula sebagai sarana komunikasi antara anak dengan anak ataupun anak dengan guru.

Contoh Permainan Outbound  
Permainan dalam outbound terbagi menjadi dua kelompok yaitu permainan yang menggunakan alat dan permainan tanpa alat. Permainan yang menggunakan alat seperti bola beranting diatas kepala, permainan bola beranting berputar, permainan lomba bola, permainan lomba balok berdiri, permainan tempat berputar dalam tali, permainan berlomba estafet dengan membawa benda, berlomba mengibarkan sapu tangan. Sedangkan permainan yang tidak mengunakan alat contohnya gobak sodor, kucing dan tikus dan menjala ikan



Written by

0 komentar: